:::: MENU ::::

Kamis, 15 Agustus 2013

Ada satu kondisi sayang sering kali ditemui saat berpuasa, yakni bau mulut. Kondisi yang acapkali dipandang menggangu ini memiliki nama ilmiah Halitosis. Penyebab bau mulut sebenarnya sebagian besar berasal dari rongga mulut itu sendiri karena di dalamnya terdapat sejumlah gigi geligi ,lidah, dan mukosa (selaput lendir) mulut lainnya. Bau mulut juga bisa terjadi karena bekurangnya air liur sehingga timbul napas yang kurang sedap.

Bau mulut ini timbul karena adanya senyawa volatile sulfur compound yang diproduksi oleh bakteri anaerob yang banyak berdiam pada gigi atau mukosa mulut yang rusak, seperti pada gigi geligi yang berlubang, sisa-sisa akar, karang gigi, peradangan gusi, nanah pada gusi atau mukosa mulut lainnya, tambalan yang sudah rusak dan tidak diperbaiki, berkurangnya air liur. Bau mulut juga bisa berakibat seseorang menderita penyakit tertentu,misalnya diabetes mellitus yakni terjadi pengurangan pasokan oksigen ke dalam mulut dan dapat menyebabkan perkembangbiakan kuman anaeron menjadi banyak

Jadi inilah penyebab bau mulut saat berpuasa walaupun tidak ada makanan ataupun minuman yang masuk pada saat tersebut.

Pencegahan
Kondisi bau mulut yang disebabkan kerusakan pada bagian rongga mulut ini akan bertambah buruk pada saat berbuka disebabkan air liur banyak berkurang jumlahnya. Komponen-komponen yang terdapat dalam air liur turut menjaga kesehatan rongga mulut dan secara otomatis dapat mengurangi bau mulut. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan  untuk mengurangi dan mencegah bau mulut pada saat berpuasa.

Agar gigi tetap terjaga kebersihannya, kegiatan menggosok gigi harus tetap dilakukan. Gosoklah gigi minimal sehari dua kali yakni saat setelah sahur dan sebelum tidur di malam hari. Perlu diketahui, selama berpuasa kita juga boleh menggosok gigi. Secara syari’at tidak dilarang. Jadi bila dirasa perlu menggosok gigi di tengah-tengah puasa oleh saja. Jangan lupa untuk menggosok lidah karena lidah terdiri dari papila-papila yang dapat menjadi tempat menempelnya makanan. Papila itu merupakan rumah yang nyaman untuk perkembangbiakan bakteri-bakteri penyebab bau mulut.

Kumur-kumur setiap berwudhu juga membantu mengurangi bau mulut karena air liur menjadi tidak terlalu pekat dan dirangsang peningkatan jumlahnya, tapi berhati-hati untuk tidak tertelan. Perbanyaklah minum air putih saat berbuka puasa serta banyaklah mengkonsumsi buah-buahan yang banayk mengadung air.

Membersihkan karang gigi juga perlu dilakukan. Pembersihan karang gigi ini dapat banyak membantu mengurangi bau mulut karena bakteri anaerob penghasil senyawa yang berbau tidak sedap banyak tinggal di bagian yang banyak karang giginya. Semakin sempit ruang hidup bagi bakteri ersebut, semakin segar napas mulut kita.

Segera tambal gigi geligi yang berlubang juga perbaiki tambalan yang sudah rusak. Mintalah ke dokter gigi anda untuk membuang sisa-sisa akar gigi yang masih ada karena sisa akar juga merupakan tepat yang nyaman untuk ditinggali bakteri anaerob. Bagi pengguna gigi palsu, jangan lupa untuk selalu membersihkannya.

Sebagai tindakan pencegahan, rajinlah memeriksakan diri ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Lalu yang tak kalah penting adalah hindari kebiasaan merokok karena kandungan-kandungan dalam setiap batang rokok dapat memperburuk kondisi kesehatan mulut dan menyebabkan berkurangnya air liur.

Semoga tips ini dapat bermanfaat dan tetap bisa beraktivitas di bulan puasa ini tanpa terganggu dengan bau mulut.



Categories: ,