Buah belimbing
dengan nama latin Averrhoa carambola ini banyak dibudidayakan di Asia
Tenggara dan berbagai Negara beriklim subtropis lainnya seperti Amerika dan
Australia. Buah ini juga dikenal secara internasional dengan sebutan star
fruit ini bentuknya menyerupai bintang.
Buah yang
rasanya masam dan sepat ketika masih muda ini semula berasal dari India dan
Srilanka. Ketika matang, rasanya berubah menjadi manis dan mengandung air. Buah belimbing akan berkembang biak dengan sempurna jika ditanam pada ketinggian
antara 0-500 m dpl. Apalagi jika habitatnya mempunyai banyak air dan mendapat
sinar matahari secara terus menerus, maka sudah dipastikan hasil panennya akan
melimpah.
Buah belimbing
biasanya berbunga sepanjang tahun, sehingga hampir setiap hari kita bisa
memetik buahnya yang sudah matang. Varietas lain dari belimbing ini ada yang
rasanya sangat masam dan tidak untuk dikonsumsi secara langsung, namanya
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) atau ada juga yang menyebutnya
blimbing sayur. Belimbing jenis ini hanya bisa digunakan untuk sebagai bahan
bumbu masak yaitu untuk memberi rasa asam pada sayur atau masakan olahan
lainnya.
Secara medis,
buah belimbing bermanfaat sebagai obat antipiretik dan ekspektoran. Pengaruhnya
bisa meredam batuk yang sering melanda anak-anak. Kandungan vitamin C nya yang
begitu kaya sangat bermanfaat sebagai antiinflasi, analgesic, dan diuretik.
Beberapa penyakit seperti demam, batuk, sariawan, sakit tenggorokan, bahkan
penyakit kanker bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi buah ini secara teratur, tentunya
dengan dosis yang tepat.
Bagian lainnya
dari tanaman belimbing manis ini yaitu akarnya bisa digunakan untuk mengobati
sakit kepala, dan nyeri persendian. Sementara daunnya bisa mengobati penyakit
bisul, radang lambung, dan radang kulit bernanah.
Meski manfaatnya
banyak bagi kesehatan, namun bagi orang yang memiliki penyakit tertentu justru
dilarang mengkonsumsinya, seperti penderita penyakit ginjal. Kandungan asam
oxalate yang banyak pada buah belimbing sangat berbahaya bagi penderita
penyakit ini.
Menurut salah
seorang ahli penyakit ginjal, Dokter Med Salim Lim dalam seminar “Ginjal dan
Obat Tradisional” di Rumah Sakit Husada, Jakarta (13/12/2009) mengatakan, “Belimbing
mengandung asam oxalate dimana pada orang sehat, ginjal menyaring dan
membuangnya. Sedangkan pada pasien ginjal, racun ini tidak dapat dibuang dan
memperburuk keadaan ginjalnya”
Konsultan di
Renal Medicine Singapura menambahkan, “Karena terjadi obstruksi atau
sumbatan di ginjal, sehingga menjadi gagal ginjal akut atau mendadak”.
Dalam buah
belimbing terdapat neurotoksin atau racun saraf. Zat tersebut sangat
berbahaya karena dapat mempengaruhi kerja otak dan syaraf. Sayangnya tidak
banyak masyarakat yang memahaminya, bahkan termasuk 99% tenaga medis dan
dokter. Dr Med Salim Lim menyarankan agar masyarakat waspada dan ekstra
hati-hati dalam mengkonsumsi buah belimbing.
Dokter yang
berpraktik di Rumah sakit Medistra dan Rumah Sakit Husada ini mengemukakan
bahwa terdapat banyak kasus, diataranya dalam kasus yang dialami oleh SP(56), pasien
penyakit ginjal, diabetes, hipertensi. Pasien ini semula mendapat perawatan di
Rumah Sakit Husada karena menderita mual, sesak napas, dan cegukan selama dua
hari secara terus menerus. Ketika sedang dalam perawatan, tiba-tiba pasien
sempat koma. Setelah diperiksa dan dianalisa secara intensif, seminggu kemudian
ketahuan penyebabnya yaitu SP sering mengkonsumsi buah belimbing untuk
menurunkan tensi darahnya.
Orang yang
memiliki penyakit kolesterol tinggi atau penderita diabetes juga harus
berhati-hati dan disarankan tidak mengkonsumsi buah belimbing, karena
kandungannya gulanya cukup tinggi bisa membahayakan kesehatan penderita.
Sumber : "Tahukah
anda? Fakta buah dan sayur yang berbahaya" oleh Ir. Jumari Haryadi